cari disini

Kamis, 10 April 2014

makalah sosiologi kepentingan pribadi dan pertukaran



MAKALAH
Sosiologi Ekonomi
KEPENTINGAN PRIBADI DAN PERTUKARAN
Logo
DOSEN : Mardiana, SE,MM
DisusunOlehKelompok5:
Ø Agus Dimas Aripin        (2130810035)



JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG
 2014




KATA PENGANTAR

          Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah  sosiologi berjudul " Kepentingan Pribadi dan Pertukaran"
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung  jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
AMIN

Malang,13 Maret 2014

( Kelompok 5 )                                                   
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG........................................................................
B.     RUMUSAN MASALAH....................................................................
C.    TUJUAN MASALAH........................................................................

BAB II
PEMBAHASAN
1.      KEPENTINGAN PRIBADI............................................................
2.      TEORI PERTUKARAN SOSIAL...................................................
3.      PENERAPAN DAN MANFAAT TEORI PERTUKARAN............
BAB III
PENUTUP
Ø  KESIMPULAN....................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................









BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Saat ini sangat sulit untuk menemukan buku yang berjudul sosiologi industri, kalaupun ada hanya di peroleh dari penjual buku bekas saja.dari godaan ini terlintas godaan untuk menyimpulkan bahwa saat ini tidak ada kuliah sosiologi industri. Bahkan ada dorongan untuk berpendapat bahwa tidak ada perhatian dari para ahli sosiologi terhadap studi sosiologi industri. Tetapi, ketika di lakukan search dengan kata kunci sosiologi industri, tanpak bahwa di beberapa universitas terkemuka terdapat mata kuliah sosiologi industri, khususnya di jurusan Teknik Industri. Lalu kalau tidak di temukan bahan bacaan yang memedai, bagaimana caranya kami belajar dengan baik ? Untuk indonesia, yang hendak bertransformasi dari negara agraris menjadi negara industri, kenyataannya ini sangat memprihatinkan.
            Sosiologi itu ilmu yang berkenaan dengan mesyarakat. Jika kita membicarakan sosiologi industri, ada dua masyarakat yang dapat kita bicarakan.
·         Pertama adalah masyarakat tempat industri berada. Mereka  bisa masyarakat yang mendorong terbentuknya industri dan mereka yang terpengaruh dalam pengertian baik dan buruk oleh industri.
·         Kedua adalah kelompok orang yang berada dalam industri dan menjalankan industri tersebut. Kelompok orang ini mengadakan interaksi satu sama lain sehingga dapat kita katakan sebagai masyarakat
Industrialisasi yang di anggap menonjo. Kriterianya adalah besarnya dampak industrialisasi yang terjadi, terhabap masyarakat. Perkembangan industri (industrialisasi) berpengaruh terhadap kondisi sosiologis masyarakat, dan sebaliknya kondisi sosiologis masyarakat berpengaruh terhadap perkembangan industri (industrialisasi) pengalaman historis tiga negara besar di eropa abad 17. Tiga negara besar eropa (inggris, perancis, dan jerman) dalam proses industrialisasinya memiliki perkembangan yang berbeda. Inggris merupakan negara pertama yang mencapai taraf pemerintahan yang demokratis. Revolusi perancis terjadi karena negara itu tidak demokratis. Di  Inggris, perjuangan politik berlangsung mulai awal abad 17. Titik kulminasinya adalah revolusi yang dimulai pada tahun 1640. Akibat revolusi: tergantinya struktur politik lama dengan struktur yang baru. Yaitu hilangnya restriksi lama dengan berpindahnya kekuasaan politik ke tangan kaum kapitalis dan borjuis, yang kemudian beraliansi dengan seksi aristokrasi yang lebih progresif.
Akibatnya perkembangan ekonomi di inggris maju dengan pesat.
Abad 18, inovasi teknologi mendorong metamorfosis dalam organisasi industri  inovasi ini berpengaruh terhadap penyebaran mesin-mesin dan manufaktur  hasil industri pabrik.
Industri manufaktur kapas menjadikan inggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial. Perancis berbeda dengan inggris, revolusi perancis th. 1789 merupakan usaha kaum borjuis perancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan serta kebebasan.
Revolusi ini menginstitusionalisasikan perubahan politik dan mengisyaratkan sebuah kelengkapan organisasi masyarakat.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa TeoriKepentingan Pribadi Dan Pertukaran?
2.      Jelaskan kepentingan Pribadi Dan Pertukaran?

C.    Tujuan Masalah
1.      Memahami pengertian TeoriKepentingan Pribadi Dan Pertukaran
 2.      Mejelaskan TeoriKepentingan Pribadi Dan Pertukaran


           



BAB II
PEMBAHASAN
1.   KEPENTINGAN PRIBADI
Kepentingan pribadi dapat diartikan sebagai kebutuhan yang hanya diperlukan untukmemenuhi kebutuhan seorang saja.Pada saat ini banyak orang yang memberi makna negatif terhadap “kepentingan diri sendiri”, terutama ketika diperhadapkan dengan “kepentingan masyarakat”. Kondisi ini muncul, karena banyak orang terpedaya dengan sukses palsu.
Sukses palsu menjadikan kepentingan diri sendiri bertentangan dengan kepentingan masyarakat, karena sukses hanya diukur dari perolehan harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan besarnya keluarga. Saat itu itulah upaya pencapaian sukses palsu mengabaikan kepentingan masyarakat.
Ironinya, para pencapai sukses palsu ini justru dielu-elukan dan dipuja – puja oleh masyarakat, yang kepentingannya diabaikan oleh para pencapai sukses palsu. Masyarakat silau, terkesima, dan tertipu oleh adanya kelimpahan harta, ketinggian pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan besarnya keluarga para pencapai sukses palsu.
Sesungguhnya kepentingan diri sendiri dapat selaras dengan kepentingan masyarakat, bila para pencapai sukses palsu segera menyadari kesalahannya, dan segera berikhtiar untuk mencapai sukses yang sesungguhnya, yaitu pencapaian ridha (perkenan) dari Tuhan Yang Maha Esa. Para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya kemudian menjadikan harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan keluarga besar sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sukses yang sesungguhnya.
Bagi para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan keluarga besar wajib digunakan dan dimanfaatkan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memberi manfaat optimal bagi lingkungan (rahmatan lil’alamiin). Saat itulah kepentingan pribadi dapat dimaknai sebagai:
Ø  Pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang diekspresikan sebagai wujud perhatian pada suatu masalah yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Ø  Pembelaan terhadap kepentingan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan, yang dilakukan, dipelajari, atau didalami dengan senang hati.
Tetapi kedua makna kepentingan pribadi tersebut barulah akan lahir, bila para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya berkenan meletakkan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan pribadi. Tepatnya, para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya merasa, bahwa gangguan terhadap kepentingan masyarakat merupakan gangguan bagi kepentingan pribadi.


Untuk itu para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya perlu:
a)    Merencanakan aktivitas yang bermanfaat untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan. 
b)    Membanguninteraksi yang dapatmembaikan dan membahagiakandirisendiri dan oranglain.
c)    Membanguntoleransi dan salingpengertian antara dirisendiridenganoranglain.
d)    Membesarkanharapan dan semangatdirisendiri dan oranglain, dengankeyakinan dan ikhtiarbahwahidupharussemakinbaik dan semakinbermanfaat.
e)    Menggunakanpikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang baru, sebagaibagiandariikhtiar agar hidupsemakinbaik.

f)     Menepatiwaktu dan janjibaik yang pernahdisampaikan, agar oranglainsemakinpercaya, sehinggamemudahkanmembangunkerjasamadenganoranglain.

2.  Teori Pertukaran Sosial
Teori pertukaran dipengaruhi oleh behaviorisme yang sangat terkenal dalam psikologi. Ditinjau dari sejarah perkembangan teori, behaviorisme, merupakan akar teori pertukaran. Membicarakan teori pertukaran tidak akan lepas dari teori pilihan rasional yang membantu mengembangkan teori pertukaran terutama kecenderungan mengasumsikan aktor rasional. Dalam perkembangannya, teori ini dipengaruhi oleh aliran intelektual lain. Salah satunya yang belakangan ini berkembang adalah teori jaringan hubungan social. Teori jaringan memiliki kesamaan dengan teori pilihan rasional, walaupun teori tersebut menolak asumsi rasionalitas manusia. Yang lebih menarik, ternyata ketiga teori ini sama-sama masih berorientasi positivistic dimana paradigma positivistik mendapatkan kritik hebat secara teoritis.
Diawali dari pemikiran Burgess dan Baldwin (1969) tentang behaviorisme yang menekankan perilaku actor dengan lingkungan dan sebaliknya, Goerge Homans (1974) mengembangkan teori pertukaran social dengan proposisi psikologis. Berbeda dengan Homans, Peter Blau (1964) memahami struktur social berdasarkan analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu dan kelompok (pertukaran pribadi ke struktur dari mikro ke makro). Barry Wellman (1983) memusatkan perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat (jaringan). Sementara Cook dan Whitmeyer (1992) mengkombinasikan teori pertukaran social dan analisis jaringan. Perkembangan terakhir teori pertukaran dalam buku ini di gagas oleh James S. Coleman (1990) tentang Teori pilihan rasional(Paradigm tindakan rasional) adalah satu-satunya teori yang mungkin menghasilkan integrasi berbagai paradigma sosiologi. Untuk mudah memahami disajikan dengan table berikut:

Perspektif
Substansi materi/pemikiran
Tokoh pemikir
TEORI PERTUKARAN


Behaviorisme
Terkenal dalam psikologi
memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku actor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku actor
tertarik pada hadiah (reward) dan  hukuman (punishment). Hadiah akan menguatkan perilaku dan biaya akan mengurangi perilaku.
Burgess dan Baldwin (1969)
Teori pilihan rasional
Berasal dari ekonomi neoklasik dan utilitarian.
Memusatkan perhatian pada actor. Actor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan yang  dicapai melalui pilihan rasional.
Ada dua pemaksa tindakan: keterbatasan sumber dan lembaga social.
Friedman dan Hechter (1988)
Teori pertukaran George Homans
Berangkat dari proposisi psikologis
Memusatkan perhatian pada psikologi, manusia dan bentuk-bentuk mendasar kehidupan social. Lima proposisi pertukaran; 1. Proposisi sukses: semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar orang melakukan tindakan itu (tindakan, hadiah, perulangan serupa)
 2. Proposisi pendorong: dorongan tertentu telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, makin serupa dorongan di masa lau makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.
 3. Proposisi nilai: makatinggi nilai hail tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan.
4. proposisi deprivasi: makin sering mendapat hadiah dalam jangka waktu dekat makin kurang bernilai baginya unit hadiah berikutnya.
5. proposisi persetujuan agresi: bila tindakan tidak mendapat hadiah yang diharapkan/hukuman yang diharapkan, maka akan marah, melakukan tindakan agresi dan tindakan demikianmakin bernilai baginya.
6. proposisi rasionalitas: dalam memilih berbagai tindakan alternative,orang akan memilih satu yang dianggap memilii value(V) sebagai hasil, dikalikan probabilitas (p) untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
George Homans (1974)
Teori pertukaran P. Blau
Memahami struktur social berdasarkan analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu dan kelompok (MIKRO KE MAKRO). Empat langkah berurutan dari pertukaran pribadi  ke struktur social hingga perubahan social.
 1. Pertukaran atau transaksi antar individu yang meningkat  ke..
2. Differensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke..
3. legiitimasi dan pengorganisasian yang menyebarkan bibit dari..
4. oposisi dan perubahan…
Norma dan nilai menjadi penengah struktur social yang kompleks.
Peter Blau (1964)
TEORI JARINGAN
Memusatkan perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat. Analisis jaringan lebih ingin mempelajari keteraturan individu atu kolehtivita berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana seharusnya berperilaku. Cirri khas pemusatan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro.
Barry Wellman (1983)
Ketergantungan kekuasaan
Saling  ketergantungan actor satu sama lain adalah factor structural yang menentukan interaksi mereka dan kekuasaan mereka satu sama lain.
Kekuasaan dapat berasal dari yang member hadiah maupun dari menghukum orang lain. Kekuasaan menghukum lebih lemah daripada kekuasaan member hadiah.
Richard Emerson (1972)
Teori pertukaran yang lebih integratif
Merumuskan teori pertukaran dalam arti yang yang secara hakiki bersifat integrative. Pusat perhatiannya adalah pertukaran diberbagai tingkat analisis termasuk Negara.
O’Briendan Kollock (1990)
TEORI PERTUKARAN JARINGAN
Mengkombinasikan teori pertukaran social dan analisis jaringan.
Ide dasarnya: bahwa setiap pertukaran social terjadi dalam komteks jaringan pertukaran social yang lebih besar.
Cook dan Whitmeyer (1992)
Kekuasaan struktural
Kekuasaan ditentukan oleh struktur jaringan, khususnya ketersediaan koneksi alternative diantara actor. Teori ini menggunakan GPI (graph theoretical Index) yang didasarkan pada penghitungan jaringan alternative dan model resistensi yang didasarkan pada ekspektasi actor terhadap hasil untuk memprediksikan kekuasaan relative dalam jaringan.
Willer dan Patton (1988)
Struktur kekuasaan yang kuat dan lemah
Membedakan Dua tipe jaringan - kuat dan lemah- yang didasarkan pada apakah actor dapat dikeluarkan dari pertukaran atau tidak.
Actor kekuasaan yang tinggi dalam jaringan kekuasaan yang kuat akan mendapatkan semua sumber daya yang tersedia.
Willer dan Patton (1988)
TEORI PILIHAN RASIONAL
Teori pilihan rasional (Paradigm tindakan rasional) adalah satu-satunya teori yang mungkin menghasilkan integrasi berbagai paradigma sosiologi. Lebih mengedepankan penelitian bertolak dari perspektif rasional yang memiliki kaitan praktis dengan kehidupan social yang sedang berubah.
James S. Coleman (1990)


3.  Penerapan dan Manfaat Teori Pertukaran Sosial

Manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi tergantung kepada manusia lain dan atau lingkungan sekitarnya. Dalam sebuah masyarakat, terdapat individu-individu yang saling memiliki tujuan-tujuan yang bersifat individual dalam rangka mengejar kepentingan pribadinya. Tekanan pada pendekatan yang bersifat individualistik ini sesuai dengan tradisi unilitarianisme, suatu tradisi yang berkembang di Inggris. Dimana individu bertindak untuk menghindari penderitaan dan memaksimalkan kesenangan. Hubungan antar individu-individu dikenal dengan adanya interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhannya dalam sebuah hubungan yang bersifat pertukaran. Sehingga, hasil dari kumpulan (agregation) sejumlah individu-individu yang berinteraksi dan melakukan pertukaran tersebut menghasilkan pertukaran sosial dalam sebuah struktur sosial.

Karena masing-masing individu memiliki kepentingan pribadi dan berhubungan (melalui adanya interaksi) dengan individu lain, maka terjadilah adanya interaksi individu-individu, dimana masing-masing mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi dan menghasilkan pertukaran. Dalam pertukaran terjadi interaksi antar individu-individu dalam sebuah hubungan yang bersifat timbal balik, karena masing-masing berusaha untuk mengejar kebutuhannya sendiri serta kepentingannya secara rasional. Hasil dari kumpulan (agregation) sejumlah individu-individu yang bersifat timbal balik tersebut menghasilkan pertukaran sosial dalam sebuah struktur sosial. Pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan, dan persahabatan.
Asumsinya bahwa, transaksi-transaksi pertukaran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara pribadi.

Sehingga, Teori Pertukaran digunakan untuk mencermati pada tingkat analisa mikro, khususnya cocok dengan tingkat kenyataan sosial antar pribadi (interpersonal). Ciri khas teori pertukaran adalah adanya hubungan sosial menurut atau membutuhkan biaya/pengorbanan (cost) dan penghargaan/imbalan (reward). Teori pertukaran berlawanan dengan Teori Interaksi Simbol. Teori pertukaran dilihat dari perilaku nyata, sedangkan teori interaksi simbol berdasarkan proses-proses subyektif.













BAB III
KESIMPULAN



Dari makalah tersebut kami dapat menarik kesimpulan bahwa :

Ø  Kepentingan pribadi dapat diartikan sebagai kebutuhan yang hanya diperlukan untukmemenuhi kebutuhan seorang saja.Pada saat ini banyak orang yang memberi makna negatif terhadap “kepentingan diri sendiri”, terutama ketika diperhadapkan dengan “kepentingan masyarakat”. Kondisi ini muncul, karena banyak orang terpedaya dengan sukses palsu.Sukses palsu menjadikan kepentingan diri sendiri bertentangan dengan kepentingan masyarakat, karena sukses hanya diukur dari perolehan harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan besarnya keluarga. Saat itu itulah upaya pencapaian sukses palsu mengabaikan kepentingan masyarakat.


Ø  Teori pertukaran dipengaruhi oleh behaviorisme yang sangat terkenal dalam psikologi. Ditinjau dari sejarah perkembangan teori, behaviorisme, merupakan akar teori pertukaran. Membicarakan teori pertukaran tidak akan lepas dari teori pilihan rasional yang membantu mengembangkan teori pertukaran terutama kecenderungan mengasumsikan aktor rasional. Dalam perkembangannya, teori ini dipengaruhi oleh aliran intelektual lain. Salah satunya yang belakangan ini berkembang adalah teori jaringan hubungan social. Teori jaringan memiliki kesamaan dengan teori pilihan rasional, walaupun teori tersebut menolak asumsi rasionalitas manusia. Yang lebih menarik, ternyata ketiga teori ini sama-sama masih berorientasi positivistic dimana paradigma positivistik mendapatkan kritik hebat secara teoritis.





DAFTAR PUSTAKA

Ø  Johnson, Doyle Paul. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II; Diindonesiakan oleh Robert M.Z. Lawang. Jakarta : Gramedia
Ø  Robbins, Susan P., Pranab Chatterjee, Edward R. Canda. (2006). Contemporary Human Behavior Theory; Critical Perspective for Social Work; Second Edition. United States of America : Pearson Education Inc.
Ø  Wagiyo, dkk. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Universitas Terbuka
Ø  Zastrow, Charles H., Karen K. Kirst-Ashman. (2004). Understanding Human Behavior And The Sosial Environment; Sixth Edition. United State of America : Thomson Learning, Inc.
Ø  http://itajanganberhenti.blogspot.com/2010/10/exchange-theory.html (akses 281010)
Ø  Ritzer, Goerge, Goodman Douglas. 2003; Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar