MAKALAH
Sosiologi Ekonomi
KEPENTINGAN PRIBADI DAN PERTUKARAN
DOSEN
: Mardiana, SE,MM
DisusunOlehKelompok5:
Ø Agus
Dimas Aripin (2130810035)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada
Allah STW, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah
makalah sosiologi berjudul "
Kepentingan Pribadi dan Pertukaran"
Makalah
ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggung
jawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait
yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan
makalah ini.
Saya
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Terima
kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
AMIN
Malang,13
Maret 2014
(
Kelompok 5 )
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH....................................................................
C. TUJUAN
MASALAH........................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
KEPENTINGAN PRIBADI............................................................
2.
TEORI PERTUKARAN SOSIAL...................................................
3.
PENERAPAN DAN MANFAAT TEORI
PERTUKARAN............
BAB III
PENUTUP
Ø
KESIMPULAN....................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini sangat
sulit untuk menemukan buku yang berjudul sosiologi industri, kalaupun ada hanya
di peroleh dari penjual buku bekas saja.dari godaan ini terlintas godaan untuk
menyimpulkan bahwa saat ini tidak ada kuliah sosiologi industri. Bahkan ada
dorongan untuk berpendapat bahwa tidak ada perhatian dari para ahli sosiologi
terhadap studi sosiologi industri. Tetapi, ketika di lakukan search dengan kata
kunci sosiologi industri, tanpak bahwa di beberapa universitas terkemuka
terdapat mata kuliah sosiologi industri, khususnya di jurusan Teknik Industri.
Lalu kalau tidak di temukan bahan bacaan yang memedai, bagaimana caranya kami
belajar dengan baik ? Untuk indonesia, yang hendak bertransformasi dari negara
agraris menjadi negara industri, kenyataannya ini sangat memprihatinkan.
Sosiologi
itu ilmu yang berkenaan dengan mesyarakat. Jika kita membicarakan sosiologi
industri, ada dua masyarakat yang dapat kita bicarakan.
· Pertama adalah masyarakat tempat industri
berada. Mereka bisa masyarakat yang mendorong terbentuknya industri
dan mereka yang terpengaruh dalam pengertian baik dan buruk oleh industri.
· Kedua adalah kelompok orang yang berada dalam
industri dan menjalankan industri tersebut. Kelompok orang ini mengadakan
interaksi satu sama lain sehingga dapat kita katakan sebagai masyarakat
Industrialisasi
yang di anggap menonjo. Kriterianya adalah besarnya dampak industrialisasi yang
terjadi, terhabap masyarakat. Perkembangan industri (industrialisasi)
berpengaruh terhadap kondisi sosiologis masyarakat, dan sebaliknya kondisi
sosiologis masyarakat berpengaruh terhadap perkembangan industri
(industrialisasi) pengalaman historis tiga negara besar di eropa abad 17. Tiga
negara besar eropa (inggris, perancis, dan jerman) dalam proses industrialisasinya
memiliki perkembangan yang berbeda. Inggris merupakan negara pertama yang
mencapai taraf pemerintahan yang demokratis. Revolusi perancis terjadi karena
negara itu tidak demokratis. Di Inggris, perjuangan politik
berlangsung mulai awal abad 17. Titik kulminasinya adalah revolusi yang dimulai
pada tahun 1640. Akibat revolusi: tergantinya struktur politik lama dengan
struktur yang baru. Yaitu hilangnya restriksi lama dengan berpindahnya
kekuasaan politik ke tangan kaum kapitalis dan borjuis, yang kemudian
beraliansi dengan seksi aristokrasi yang lebih progresif.
Akibatnya
perkembangan ekonomi di inggris maju dengan pesat.
Abad 18, inovasi teknologi mendorong metamorfosis dalam organisasi industri inovasi ini berpengaruh terhadap penyebaran mesin-mesin dan manufaktur hasil industri pabrik.
Industri manufaktur kapas menjadikan inggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial. Perancis berbeda dengan inggris, revolusi perancis th. 1789 merupakan usaha kaum borjuis perancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan serta kebebasan.
Revolusi ini menginstitusionalisasikan perubahan politik dan mengisyaratkan sebuah kelengkapan organisasi masyarakat.
Abad 18, inovasi teknologi mendorong metamorfosis dalam organisasi industri inovasi ini berpengaruh terhadap penyebaran mesin-mesin dan manufaktur hasil industri pabrik.
Industri manufaktur kapas menjadikan inggris sebagai negara maju dalam perkembangan industrial. Perancis berbeda dengan inggris, revolusi perancis th. 1789 merupakan usaha kaum borjuis perancis untuk menggulingkan tata aristokratik rezim lama dan untuk membentuk sebuah masyarakat yang berdasarkan prinsip-prinsip keadilan serta kebebasan.
Revolusi ini menginstitusionalisasikan perubahan politik dan mengisyaratkan sebuah kelengkapan organisasi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa TeoriKepentingan Pribadi Dan Pertukaran?
2. Jelaskan kepentingan Pribadi Dan
Pertukaran?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian TeoriKepentingan
Pribadi Dan Pertukaran
2. Mejelaskan TeoriKepentingan
Pribadi Dan Pertukaran
BAB II
PEMBAHASAN
1. KEPENTINGAN PRIBADI
Kepentingan pribadi dapat diartikan sebagai kebutuhan
yang hanya diperlukan untukmemenuhi kebutuhan seorang saja.Pada saat ini banyak orang yang memberi
makna negatif terhadap “kepentingan diri sendiri”, terutama ketika
diperhadapkan dengan “kepentingan masyarakat”. Kondisi ini muncul, karena
banyak orang terpedaya dengan sukses palsu.
Sukses palsu menjadikan kepentingan
diri sendiri bertentangan dengan kepentingan masyarakat, karena sukses hanya
diukur dari perolehan harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan besarnya
keluarga. Saat itu itulah upaya pencapaian sukses palsu mengabaikan
kepentingan masyarakat.
Ironinya, para pencapai sukses palsu
ini justru dielu-elukan dan dipuja – puja oleh masyarakat, yang kepentingannya
diabaikan oleh para pencapai sukses palsu. Masyarakat silau, terkesima, dan
tertipu oleh adanya kelimpahan harta, ketinggian pangkat / jabatan, peringkat /
gelar, dan besarnya keluarga para pencapai sukses palsu.
Sesungguhnya kepentingan diri sendiri
dapat selaras dengan kepentingan masyarakat, bila para pencapai sukses palsu
segera menyadari kesalahannya, dan segera berikhtiar untuk mencapai sukses yang
sesungguhnya, yaitu pencapaian ridha (perkenan) dari Tuhan Yang Maha Esa. Para
pengikhtiar sukses yang sesungguhnya kemudian menjadikan harta, pangkat /
jabatan, peringkat / gelar, dan keluarga besar sebagai instrumen atau alat
untuk mencapai sukses yang sesungguhnya.
Bagi para pengikhtiar sukses yang
sesungguhnya harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan keluarga besar
wajib digunakan dan dimanfaatkan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan memberi manfaat optimal bagi lingkungan (rahmatan lil’alamiin).
Saat itulah kepentingan pribadi dapat dimaknai sebagai:
Ø Pemikiran, sikap, tindakan, dan perilaku yang diekspresikan sebagai wujud
perhatian pada suatu masalah yang berkaitan dengan diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.
Ø Pembelaan terhadap kepentingan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan,
yang dilakukan, dipelajari, atau didalami dengan senang hati.
Tetapi kedua makna kepentingan pribadi
tersebut barulah akan lahir, bila para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya
berkenan meletakkan kepentingan masyarakat sebagai kepentingan pribadi.
Tepatnya, para pengikhtiar sukses yang sesungguhnya merasa, bahwa gangguan
terhadap kepentingan masyarakat merupakan gangguan bagi kepentingan pribadi.
Untuk itu para pengikhtiar sukses yang
sesungguhnya perlu:
a)
Merencanakan aktivitas yang bermanfaat
untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
b)
Membanguninteraksi yang dapatmembaikan
dan membahagiakandirisendiri dan oranglain.
c)
Membanguntoleransi dan salingpengertian
antara dirisendiridenganoranglain.
d)
Membesarkanharapan dan
semangatdirisendiri dan oranglain, dengankeyakinan dan
ikhtiarbahwahidupharussemakinbaik dan semakinbermanfaat.
e)
Menggunakanpikiran, sikap, tindakan, dan
perilaku yang baru, sebagaibagiandariikhtiar agar hidupsemakinbaik.
f)
Menepatiwaktu dan janjibaik yang
pernahdisampaikan, agar oranglainsemakinpercaya, sehinggamemudahkanmembangunkerjasamadenganoranglain.
2. Teori Pertukaran Sosial
Teori
pertukaran dipengaruhi oleh behaviorisme yang sangat terkenal dalam psikologi.
Ditinjau dari sejarah perkembangan teori, behaviorisme, merupakan akar teori
pertukaran. Membicarakan teori pertukaran tidak akan lepas dari teori pilihan
rasional yang membantu mengembangkan teori pertukaran terutama kecenderungan
mengasumsikan aktor rasional. Dalam perkembangannya, teori ini dipengaruhi oleh
aliran intelektual lain. Salah satunya yang belakangan ini berkembang adalah
teori jaringan hubungan social. Teori jaringan memiliki kesamaan dengan teori
pilihan rasional, walaupun teori tersebut menolak asumsi rasionalitas manusia.
Yang lebih menarik, ternyata ketiga teori ini sama-sama masih berorientasi
positivistic dimana paradigma positivistik mendapatkan kritik hebat secara
teoritis.
Diawali dari
pemikiran Burgess dan Baldwin (1969) tentang behaviorisme yang menekankan
perilaku actor dengan lingkungan dan sebaliknya, Goerge Homans (1974)
mengembangkan teori pertukaran social dengan proposisi psikologis. Berbeda dengan
Homans, Peter Blau (1964) memahami struktur social berdasarkan analisis proses
social yang mempengaruhi hubungan antara individu dan kelompok (pertukaran
pribadi ke struktur dari mikro ke makro). Barry Wellman (1983) memusatkan
perhatian pada pola ikatan objektif yang menghubungkan anggota masyarakat (jaringan). Sementara Cook dan
Whitmeyer (1992) mengkombinasikan teori pertukaran social dan analisis
jaringan. Perkembangan terakhir teori pertukaran dalam buku ini di gagas oleh
James S. Coleman (1990) tentang Teori pilihan rasional(Paradigm tindakan
rasional) adalah satu-satunya teori yang mungkin menghasilkan integrasi
berbagai paradigma sosiologi. Untuk mudah memahami disajikan dengan table
berikut:
Perspektif
|
Substansi materi/pemikiran
|
Tokoh pemikir
|
TEORI PERTUKARAN
|
||
Behaviorisme
|
Terkenal dalam psikologi
memusatkan perhatian pada hubungan
antara pengaruh perilaku actor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan
terhadap perilaku actor
tertarik pada hadiah (reward)
dan hukuman (punishment). Hadiah akan
menguatkan perilaku dan biaya akan mengurangi perilaku.
|
Burgess dan Baldwin (1969)
|
Teori pilihan rasional
|
Berasal dari ekonomi neoklasik dan
utilitarian.
Memusatkan perhatian pada actor.
Actor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan yang dicapai melalui pilihan rasional.
Ada dua pemaksa tindakan:
keterbatasan sumber dan lembaga social.
|
Friedman dan Hechter (1988)
|
Teori pertukaran George Homans
|
Berangkat dari proposisi
psikologis
Memusatkan perhatian pada
psikologi, manusia dan bentuk-bentuk mendasar kehidupan social. Lima
proposisi pertukaran; 1. Proposisi sukses: semakin sering tindakan khusus
seseorang diberi hadiah, semakin besar orang melakukan tindakan itu
(tindakan, hadiah, perulangan serupa)
2. Proposisi pendorong: dorongan tertentu
telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, makin serupa dorongan di masa
lau makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.
3. Proposisi nilai: makatinggi nilai hail
tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan
tindakan.
4. proposisi deprivasi: makin
sering mendapat hadiah dalam jangka waktu dekat makin kurang bernilai baginya
unit hadiah berikutnya.
5. proposisi persetujuan agresi:
bila tindakan tidak mendapat hadiah yang diharapkan/hukuman yang diharapkan,
maka akan marah, melakukan tindakan agresi dan tindakan demikianmakin
bernilai baginya.
6. proposisi rasionalitas: dalam
memilih berbagai tindakan alternative,orang akan memilih satu yang dianggap
memilii value(V) sebagai hasil, dikalikan probabilitas (p) untuk mendapatkan
hasil yang lebih besar.
|
George Homans (1974)
|
Teori pertukaran P. Blau
|
Memahami struktur social
berdasarkan analisis proses social yang mempengaruhi hubungan antara individu
dan kelompok (MIKRO KE MAKRO). Empat langkah berurutan dari pertukaran
pribadi ke struktur social hingga
perubahan social.
1. Pertukaran atau transaksi antar individu
yang meningkat ke..
2. Differensiasi status dan kekuasaan
yang mengarah ke..
3. legiitimasi dan
pengorganisasian yang menyebarkan bibit dari..
4. oposisi dan perubahan…
Norma dan nilai menjadi penengah
struktur social yang kompleks.
|
Peter Blau (1964)
|
TEORI JARINGAN
|
Memusatkan perhatian pada pola ikatan
objektif yang menghubungkan anggota masyarakat. Analisis jaringan lebih ingin
mempelajari keteraturan individu atu kolehtivita berperilaku ketimbang
keteraturan keyakinan tentang bagaimana seharusnya berperilaku. Cirri khas
pemusatan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro.
|
Barry Wellman (1983)
|
Ketergantungan kekuasaan
|
Saling ketergantungan actor satu sama lain adalah
factor structural yang menentukan interaksi mereka dan kekuasaan mereka satu
sama lain.
Kekuasaan dapat berasal dari yang member hadiah
maupun dari menghukum orang lain. Kekuasaan menghukum lebih lemah daripada
kekuasaan member hadiah.
|
Richard Emerson (1972)
|
Teori pertukaran yang lebih integratif
|
Merumuskan teori pertukaran dalam
arti yang yang secara hakiki bersifat integrative. Pusat perhatiannya adalah
pertukaran diberbagai tingkat analisis termasuk Negara.
|
O’Briendan Kollock (1990)
|
TEORI PERTUKARAN JARINGAN
|
Mengkombinasikan teori pertukaran
social dan analisis jaringan.
Ide dasarnya: bahwa setiap
pertukaran social terjadi dalam komteks jaringan pertukaran social yang lebih
besar.
|
Cook dan Whitmeyer (1992)
|
Kekuasaan struktural
|
Kekuasaan ditentukan oleh struktur
jaringan, khususnya ketersediaan koneksi alternative diantara actor. Teori
ini menggunakan GPI (graph theoretical Index) yang didasarkan pada
penghitungan jaringan alternative dan model resistensi yang didasarkan pada
ekspektasi actor terhadap hasil untuk memprediksikan kekuasaan relative dalam
jaringan.
|
Willer dan Patton (1988)
|
Struktur kekuasaan yang kuat dan lemah
|
Membedakan Dua tipe jaringan -
kuat dan lemah- yang didasarkan pada apakah actor dapat dikeluarkan dari
pertukaran atau tidak.
Actor kekuasaan yang tinggi dalam
jaringan kekuasaan yang kuat akan mendapatkan semua sumber daya yang
tersedia.
|
Willer dan Patton (1988)
|
TEORI PILIHAN RASIONAL
|
Teori pilihan rasional (Paradigm
tindakan rasional) adalah satu-satunya teori yang mungkin menghasilkan
integrasi berbagai paradigma sosiologi. Lebih mengedepankan penelitian
bertolak dari perspektif rasional yang memiliki kaitan praktis dengan
kehidupan social yang sedang berubah.
|
James S. Coleman (1990)
|
3. Penerapan dan Manfaat Teori
Pertukaran Sosial
Manusia tidak dapat hidup sendiri, tetapi tergantung
kepada manusia lain dan atau lingkungan sekitarnya. Dalam sebuah masyarakat,
terdapat individu-individu yang saling memiliki tujuan-tujuan yang bersifat
individual dalam rangka mengejar kepentingan pribadinya. Tekanan pada
pendekatan yang bersifat individualistik ini sesuai dengan tradisi unilitarianisme,
suatu tradisi yang berkembang di Inggris. Dimana individu bertindak untuk
menghindari penderitaan dan memaksimalkan kesenangan. Hubungan antar
individu-individu dikenal dengan adanya interaksi sosial untuk memenuhi
kebutuhannya dalam sebuah hubungan yang bersifat pertukaran. Sehingga, hasil
dari kumpulan (agregation) sejumlah individu-individu yang berinteraksi dan
melakukan pertukaran tersebut menghasilkan pertukaran sosial dalam sebuah
struktur sosial.
Karena masing-masing individu memiliki kepentingan
pribadi dan berhubungan (melalui adanya interaksi) dengan individu lain, maka
terjadilah adanya interaksi individu-individu, dimana masing-masing mempunyai
perilaku yang saling mempengaruhi dan menghasilkan pertukaran. Dalam pertukaran
terjadi interaksi antar individu-individu dalam sebuah hubungan yang bersifat
timbal balik, karena masing-masing berusaha untuk mengejar kebutuhannya sendiri
serta kepentingannya secara rasional. Hasil dari kumpulan (agregation) sejumlah
individu-individu yang bersifat timbal balik tersebut menghasilkan pertukaran
sosial dalam sebuah struktur sosial. Pertukaran paling sedikit antara dua orang
berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat
kerja, percintaan, perkawinan, dan persahabatan.
Asumsinya bahwa, transaksi-transaksi pertukaran akan terjadi hanya apabila
kedua pihak dapat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut, dan
kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila
individu-individu dibiarkan untuk mengejar kepentingan pribadinya melalui
pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara pribadi.
Sehingga, Teori Pertukaran digunakan untuk mencermati
pada tingkat analisa mikro, khususnya cocok dengan tingkat kenyataan sosial
antar pribadi (interpersonal). Ciri khas teori pertukaran adalah adanya
hubungan sosial menurut atau membutuhkan biaya/pengorbanan (cost) dan
penghargaan/imbalan (reward). Teori pertukaran berlawanan dengan Teori
Interaksi Simbol. Teori pertukaran dilihat dari perilaku nyata, sedangkan teori
interaksi simbol berdasarkan proses-proses subyektif.
BAB III
KESIMPULAN
Dari makalah tersebut kami dapat menarik kesimpulan bahwa :
Ø Kepentingan pribadi dapat diartikan sebagai kebutuhan
yang hanya diperlukan untukmemenuhi kebutuhan seorang saja.Pada saat ini banyak orang yang memberi
makna negatif terhadap “kepentingan diri sendiri”, terutama ketika
diperhadapkan dengan “kepentingan masyarakat”. Kondisi ini muncul, karena
banyak orang terpedaya dengan sukses palsu.Sukses palsu menjadikan kepentingan
diri sendiri bertentangan dengan kepentingan masyarakat, karena sukses hanya
diukur dari perolehan harta, pangkat / jabatan, peringkat / gelar, dan besarnya
keluarga. Saat itu itulah upaya pencapaian sukses palsu mengabaikan kepentingan
masyarakat.
Ø
Teori pertukaran dipengaruhi oleh behaviorisme yang
sangat terkenal dalam psikologi. Ditinjau dari sejarah perkembangan teori,
behaviorisme, merupakan akar teori pertukaran. Membicarakan teori pertukaran
tidak akan lepas dari teori pilihan rasional yang membantu mengembangkan teori
pertukaran terutama kecenderungan mengasumsikan aktor rasional. Dalam
perkembangannya, teori ini dipengaruhi oleh aliran intelektual lain. Salah
satunya yang belakangan ini berkembang adalah teori jaringan hubungan social.
Teori jaringan memiliki kesamaan dengan teori pilihan rasional, walaupun teori
tersebut menolak asumsi rasionalitas manusia. Yang lebih menarik, ternyata
ketiga teori ini sama-sama masih berorientasi positivistic dimana paradigma
positivistik mendapatkan kritik hebat secara teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Johnson, Doyle Paul. (1986). Teori
Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II; Diindonesiakan oleh Robert M.Z. Lawang.
Jakarta : Gramedia
Ø Robbins, Susan P., Pranab
Chatterjee, Edward R. Canda. (2006). Contemporary Human Behavior Theory;
Critical Perspective for Social Work; Second Edition. United States of America
: Pearson Education Inc.
Ø Wagiyo, dkk. (2007). Teori Sosiologi
Modern. Jakarta : Universitas Terbuka
Ø Zastrow, Charles H., Karen K. Kirst-Ashman.
(2004). Understanding Human Behavior And The Sosial Environment; Sixth Edition.
United State of America : Thomson Learning, Inc.
Ø http://itajanganberhenti.blogspot.com/2010/10/exchange-theory.html
(akses 281010)
Ø
Ritzer, Goerge, Goodman Douglas. 2003; Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada
Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar